Tran Dai Quang mengatakan, kini ekonomi dunia sedang mengalami perubahan drastis, dan keamanan tradisional maupun non-tradisional sedang menghadapi tantangan, sehingga peningkatan kerja sama antar negara, antar kawasan dan antar organisasi internasional adalah salah satu tugas mendesak bagi semua pihak. Vietnam mendukung segala usulan dan upaya yang mendatangkan kesejahteraan kepada dunia dan meningkatkan globalisasi ekonomi dan interkoneksi dunia. Melalui penyelenggaraan BRF kali ini, Vietnam berharap dapat mendorong pembentukan komunikasi ekonomi yang lancar dan cepat antar negara dan kawasan, mendorong interkoneksi infrastruktur, mengintensifkan kemudahan perdagangan dan investasi, mempererat kerja sama antar perusahaan serta pertukaran sosial budaya, sehingga memberikan kontribusi kepada implementasi Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.
Ini merupakan kunjungan pertama kali sejak Tran Dai Quang terpilih sebagai presiden Vietnam pada Juli 2016.
Seputar hubungan Tiongkok-Vietnam, Tran Dai Quang mengatakan, hubungan kedua partai dan kedua negara Tiongkok dan Vietnam memiliki dasar yang baik. Sebagai negara sosialisme, Vietnam dan Tiongkok berada pada saat krusial untuk mengembangkan usaha reformasi dan keterbukaan. Vietnam sangat mementingkan dan aktif memelihara hubungan tetangga yang baik, juga memelihara hubungan menyeluruh antar partai, pemerintah maupun rakyat kedua negara, hal ini selalu menjadi salah satu prioritas dalam politik luar negeri Vietnam.
Mengenai sinergi strategis antara inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan Tiongkok dengan rencana "Dua Koridor Satu Lingkaran" Vietnam, Preisden Vietnam menambahkan, sejak tahun 2006 Vietnam dan Tiongkok telah melakukan kerja sama dalam kerangka "Dua Koridor Satu Lingkaran", dan telah mencapai banyak hasil, khususnya antara provinsi-provinsi di Vietnam utara dengan Provinsi Yunnan, Tiongkok. Koneksi infrastruktur dan kemudahan perdagangan telah mencapai kemajuan besar.
Presiden Tran Dai Quang mengatakan, sekarang ini Vietnam dan Tiongkok sedang melakukan sinergi efektif antara "Satu Sabuk Satu Jalan" dan "Dua Koridor Satu Lingkaran", hal ini diyakini akan menguntungkan perdagangan dan investasi kedua negara, juga akan mendatangkan peluang baik bagi perusahaan kedua negara, khususnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM).