Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi kemarin (19/9) menghadiri dialog informal tingkat tinggi masalah perubahan iklim di Markas Besar PBB di New York.
Wang Yi dalam pidatonya menyatakan, seiring dengan berlakunya secara resmi Persetujuan Paris pada November tahun lalu, upaya kerja sama masyarakat internasional untuk menanggapi perubahan iklim memasuki tahap krusial. Komitmen yang dibuat pemimpin berbagai negara di Paris hendaknya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan arah besar untuk mempertahankan kerja sama dalam menanggapi perubahan iklim itu harus tak tergoyahkan. Harus dengan berpijak kaki pada aksi nyata dan dengan baik memberikan sumbangan negara masing-masing. Negara-negara maju hendaknya menunaikan komitmen dengan menyediakan dukungan kepada negara-negara berkembang di bidang-bidang dana, teknologi dan pembangunan kemampuan. Masyarakat internasional hendaknya memadukan upaya menanggapi perubahan iklim dengan pelaksanaan agenda pembangunan berkelanjutan tahun 2030, dan dengan baik menanggapi tantangan sementara mengupayakan pembangunan.
Wang Yi menyatakan, Tiongkok menaruh perhatian besar pada upaya menanggapi perubahan iklim dan kerja sama internasional di bidang energi. Pihak Tiongkok dengan teguh melaksanakan ide pembangunan yang inovatif, koordinatif, ramah lingkungan, terbuka dan dapat dinikmati bersama, berupaya membangun Tiongkok yang indah permai dengan langit biru, tanah hijau dan air jernih. Melalui upaya gigih, Tiongkok mencapai prestasi nyata di bidang transformasi energy. Skala kapasitas terpasang listrik tenaga air, angina dan solar masing-masing menempati urutan pertama di dunia, dan skala pembangunan PLTN juga menempati urutan pertama di dunia. Sementara itu, Tiongkok melalui platform antara lain inisiatif One Belt One Road, kerja sama kapasitas produksi, Kerja Sama Selatan-Selatan aktif mendorong kerja sama dengan berbagai negara khususnya negara berkembang di bidang energi, dan menempuh bersama jalan pembangunan berkelanjutan. Tiongkok bersedia maju dengan bergandengan tangan dengan berbagai negara, merealisasi hidup berdampingan secara rukun manusia dan alam, dan menciptakan sebuah kampung halaman bumi yang berkelanjutan pembangunannya demi generasi mendatang.