Pertemuan pemimpin kerja sama Asia Timur Selasa (14/11) malam ditutup di Manila, ibukota Filipina. Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang berturut-turut menghadiri pertemuan pemimpin Tiongkok-ASEAN ke-20, pertemuan pemimpin ASEAN dengan Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan ke-20 serta pertemuan puncak Asia Timur ke-12. Li Keqiang dalam pertemuan-pertemuan tersebut mengemukakan usulannya tentang kerja sama Tiongkok-ASEAN dan kerja sama kawasan Asia Timur. Pakar Filipina untuk masalah Tiongkok, Aaron Rabena dalam wawancaranya menyatakan, usulan-usulan yang dikemukakan oleh Perdana Menteri Li Keqiang merupakan titik cerah dalam rangkaian pertemuan pemimpin kerja sama Asia Timur, usulan-usulan tersebut akan mendorong hubungan bilateral dan kerja sama Tiongkok-ASEAN serta kerja sama multilateral di kawasan Asia Timur.
Di depan pertemuan pemimpin Tiongkok-ASEAN ke-20, Perdana Menteri Li Keqiang menyatakan akan meningkatkan "kerangka kerja sama 2+7 " antara Tiongkok dan ASEAN pada tahun 2013 menjadi "kerangka kerja sama 3+X", membentuk kerangka baru kerja sama dengan mengutamakan politik, keamanan, ekonomi, perdagangan dan pertukaran masyarakat serta dengan kerja sama multi aspek sebagai penyangga. Mengenai usulan tersebut, Aaron Rabena menyatakan, politik, keamanan, ekonomi, perdagangan, pertukaran masyarakat dalam kerangka baru sesuai dengan komunitas bersama ASEAN yang mengutamakan komunitas bersama keamanan, komunitas ekonomi, dan komunitas sosial dan budaya, bermanfaat bagi kedua pihak untuk saling menyambung di bidang perancangan pembangunan dan kerja sama, sedangkan X telah menyediakan kemungkinan yang tak terbatas untuk kerja sama antara Tiongkok dan ASEAN, dalam rangka mendorong hubungan kedua pihak berkembang secara mendalam dan meluas.
Konsultasi naskah "Patokan Aksi Laut Tiongkok Selatan" yang dihidupkan resmi oleh Tiongkok dan ASEAN merupakan hasil lainnya dari pertemuan pemimpin Tiongkok-ASEAN. Sementara itu, dalam KTT Asia Timur ke-12, Perdana Menteri Li Keqiang menegaskan kembali, Tiongkok akan dengan tegas memelihara kebebasan pelayaran dan penerbangan di Laut Tiongkok Selatan. Aaron Rabena berpendapat, kedua langkah yang diambil oleh Tiongkok itu mengekspresikan perhatiannya terhadap masalah Laut Tiongkok Selatan, bermanfaat bagi Tiongkok maupun ASEAN untuk secara layak menangani masalah maritim, maka adalah hasil positif bagi kedua pihak.
Dalam pertemuan pemimpin ASEAN dengan Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan ke-20, Perdana Menteri Li Keqiang menyatakan harapannya agar berbagai pihak memajukan pembangunan komunitas ekonomi Asia Timur untuk menyejahterakan rakyat berbagai negara di kawasannya, sementara menginjeksi daya positif kepada perekonomian dunia yang terbuka. Mengenai hal tersebut, Aaron Rabena menyatakan, di bawah latar belakang muncul fenomena anti globalisasi di dunia Barat, maka pernyataan sikap Perdana Menteri Li Keqiang memperlihatkan pertanggungjawaban Tiongkok. Tepat seperti yang dikatakan oleh Perdana Menteri Li Keqiang bahwa kawasan Asia Timur pasti akan mendapat manfaat dari pembangunan komunitas bersama ekonomi.