Seminar“Inisiatif Sabuk dan Jalan Hubungkan Indonesia dengan Tiongkok” kemarin (19/3) digelar di Jakarta. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan dalam pidatonya menyatakan, sinergi antara gagasan strategis “Poros Maritim Global” Indonesia dengan Inisiatif “Sabuk dan Jalan” merupakan gabungan efektif antara dua negara yang berdaulat. Menyeimbangkan kepentingan negara masing-masing, merupakan hubungan kerja sama internasional yang menang bersama.
Luhut mengatakan : “B to B merupakan cara kerja sama yang sehat dan berkelanjutan. Kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok telah mendorong pembangunan Indonesia. Di lain pihak, kerja sama ini juga memberikan sumbangan demi kestabilan dinamik kawasan bahkan seluruh dunia”.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong dalam pidatonya mengatakan, Inisiatif Sabuk dan Jalan mendatangkan peluang bersejarah bagi Indonesia. Meskipun kini kami menghadapi sejumlah tantangan, tetapi kami tetap berkeyakinan penuh untuk menyelesaikan masalah yang muncul. Inisiatif Sabuk dan Jalan merupakan cara yang paling inklusif dan paling cocok untuk menyelesaikan masalah ekonomi dunia dewasa ini. Penyelesaian masalah yang dihadapi proses pembangunan ekonomi dunia memerlukan sebuah negara yang memiliki kepemimpinan yang kuat, tak diragukan lagi bahwa Tiongkoklah yang mempunyai kemampuan tersebut. Indonesia telah didorong oleh proyek “Sabuk dan Jalan”, Indonesia hendaknya menggenggam peluang yang didatangkan Tiongkok tersebut.
Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian menunjukkan, momen positif kerja sama Tiongkok-Indonesia merupakan contoh kerja sama Tiongkok dengan sejumlah besar negera bersahabat di bidang pembangunan “Sabuk dan Jalan”. Selama beberapa tahun yang lalu, semakin banyak negara yang dengan mendukung dan berpartisipasi dalam sinergi strategi pembangunan inisiatif “Sabuk dan Jalan” melepaskan potensi kerja sama, dan menyediakan daya penggerak demi pertumbuhan ekonomi dunia.
