Konferensi Menteri Ekonomi dan Perdagangan ASEAN dengan Tiongkok, Jepang dan Korsel(10+3) ke-22 diadakan di Bangkok, ibu kota Thailand pada hari Selasa kemarin (10/9). Konferensi kali ini menekankan pemeliharaan multilateralisme, menegaskan kembali pengintensifan integrasi ekonomi regional, berkomitmen untuk berupaya mendorong perwujudan perundingan RCEP dalam tahun ini.
Pernyataan bersama usai konferensi menekankan, berpegang teguh pada multilateralisme dan regionalisme memiliki makna penting bagi pemeliharaan perdamaian, kestabilan dan kemakmuran global maupun regional.
Pernyataan tersebut menunjukkan, FDI dari Tiongkok, Jepang dan Korsel ke kawasan ASEAN mencapai US$3,79 miliar pada tahun 2018, menduduki 24,5 persen total investasi langsung dari ASEAN, dan meningkat 9,9 persen dibandingkan tahun 2017. Pernyataan tersebut juga menyatakan, meski perdagangan ASEAN dengan Tiongkok, Jepang dan Korsel terus meningkat, namun ekonomi global pada keseluruhannya cenderung mereda, proteksionisme perdagangan meningkat dan emosi anti globalisasi menyerang sistem perdagangan multilateral, risiko dan ketidakpastian yang dihadapi ekonomi dunia meningkat.
Para Menteri peserta konferensi menegaskan kembali akan berupaya untuk memelihara sebuah sistem perdagangan multilateral yang terbuka, inklusif, transparan, non diskriminatif dan berdasarkan pada peraturan.
