Tiongkok Berikan Sumbangan bagi Kestabilan Ekonomi Dunia dengan Tindakan Nyata

2020-03-30 18:02:32  

Pada 29 Maret 2020, Presiden Tiongkok Xi Jinping melakukan kunjungan kerja di Pelabuhan Zhoushan, kota Ningbo, Provinsi Zhejiang, Tiongkok timur. Pada 2019, Pelabuhan Zhoushan merealisasi bongkar muat kargo sebanyak 1,12 miliar ton untuk menempati urutan pertama di dunia selama 11 tahun berturut-turut. Kunjungan tersebut dilakukan Presiden Xi hanya berselang tidak sampai tiga hari dari konferensi video G20 pada 26 Maret malam lalu. Dalam telekonferensi itu Presiden Xi mengajukan inisiatif “berusaha memelihara kestabilan rantai pasok dan rantai industri global”. Di tengah terus merebaknya wabah Covid-19, Tiongkok telah menyampaikan pesan yang jelas kepada mancanegara untuk bersama-sama memelihara kestabilan rantai industri dan rantai pasok global.

鍥劇墖榛樿鏍囬_fororder_shuping1

Pelabuhan merupakan barometer perkembangan ekonomi, dan selalu memainkan peranan penting dalam menjaga kestabilan rantai industri dan rantai pasok secara global. Sebanyak 90 persen ke atas komoditas perdagangan luar negeri Tiongkok masuk dan keluar melalui pelabuhan. Dari 10 pelabuhan terbesar di dunia, Tiongkok memiliki 7 pelabuhan dengan arus barangnya terbanyak di dunia. Pelabuhan Zhoushan di kota Ningbo telah merealisasi lalu lintas barang sebesar 163 juta ton, atau 98 persen ke atas volume bongkar muat yang tercapai pada periode sama tahun 2019. Dalam perihal menstabilkan ekonomi global, Tiongkok sudah beraksi.

鍥劇墖榛樿鏍囬_fororder_shuping2

Merujuk pada situasi ekonomi dewasa ini, Politbiro Komite Sentral PKT Tiongkok dalam rapatnya pada 27 Maret lalu telah mengadakan pengaturan secara detil terkait pemulihan ekonomi dan sosial dan peningkatan likuiditas pasar. Sementara itu ditekankan pula perlunya meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan internasional, meningkatkan pembangunan sistem rantai pasok logistik internasional untuk menjamin kelancaran kargo antar negara.

Untuk sementara waktu yang lalu, wabah Covid-19 telah menimbulkan dampak negatif yang sangat serius terhadap pasar moneter, rantai industri, rantai pasok serta aktivitas kehidupan rakyat secara global. Harga saham di bursa saham AS mengalami empat kali penghentian transaksi melalui mekanisme Circuit Breaker yang tidak pernah terjadi dalam sejarah sebelumnya, sehingga membawa keguncangan drastis di pasar-pasar lainnya di dunia. Pabrik-pabrik di sejumlah negara terpaksa berhenti operasinya. Toko-toko ditutup, logistik ditangguhkan, dan kehidupan rakyat terdampak. Ekonomi pun menghadapi risiko resesi serius.

Ambillah sektor rantai pasok sebagai contoh. Seiring dengan penyebaran wabah Covid-19 di seluruh dunia, banyak negara telah menutup jalur penerbangannya. Aksebilitas pengangkutan kargo antar negara dan rantai logistik penerbangan sama-sama terpukul. Dalam kondisi itulah Tiongkok tetap memainkan peranan positif untuk menstabilkan rantai pasok persediaan barang-barang medis demi pencegahan dan pengendalian wabah secara global. Terhitung hingga 26 Maret, penerbangan sipil Tiongkok total melakukan 23 penerbangan internasional untuk pengangkutan barang-barang kebutuhan medis dengan total angkutannya mencapai 400 ton lebih.

Dalam konferensi video G20 belum lama berselang, Presiden Tiongkok Xi Jinping menegaskan, Tiongkok akan meningkatkan pemasokan bahan baku obat-obatan, kebutuhan sehari-hari serta persediaan alat pelindung diri kepada pasar internasional, dalam rangka melindungi kelompok yang rentan dan menjaga kehidupan pokok rakyat yang luas.

Selama beberapa hari terakhir, Tiongkok telah mengirim banyak tim medis ke Laos, Pakistan, Italia dan Inggris dengan membawa barang-barang medis dalam jumlah besar yang diangkut bersama dengan pesawat terbang carter. Kementerian Kesehatan Perancis telah memesan sebanyak 1 miliar masker wajah kepada Tiongkok. Antara Perancis dan Tiongkok akan dibangun sebuah “jembatan udara” yang menghubungi antara satu sama lain. Ke depannya antara kedua negara akan dilakukan 4 penerbangan setiap pekan untuk mengangkut masker dari Tiongkok ke Perancis.

鍥劇墖榛樿鏍囬_fororder_shuping3

Menurut statistik real time WHO, terhitung hingga 30 Maret pukul 00:00, di seluruh dunia tercatat 638.146 kasus Covid-19, dengan 30.105 kasus meninggal. Sekarang terdapat 202 negara di dunia yang terinfeksi Covid-19. Diprediksi wabah akan terus membawa dampak lanjutan terhadap ketertiban moneter dan ekonomi riil secara global.

Para pemimpin G20 dalam pernyataannya pasca telekonferensi menyatakan akan berusaha semaksimal mungkin dan menggunakan segala alat kebijakan yang ada untuk meringankan kerugian pandemi terhadap ekonomi dan sosial dunia, dalam rangka memulihkan pertumbuhan global dan menjaga kestabilan pasar serta meningkatkan ketangguhan ekonomi. Pernyataan menegaskan kembali perlunya mewujudkan iklim bisnis dan investasi yang bebas, adil, nondiskriminatif, transparan dan stabil dan secara kontinu memelihara keterbukaan pasar.

Justru seperti apa yang dikatakan Sekjen PBB Antonio Guterres dalam suratnya kepada para pemimpin G20, bahwa “Sekarang sudah sampai waktunya bersatu dan bukan saling menolak”. Demi kesejahteraan bersama umat manusia, masyarakat internasional perlu melakukan kerja sama yang lebih pragmatis dan lebih erat.

 

杈涚澘