Pemuda Romantis Bertemu dengan Desa Miskin

2020-07-03 16:02:44  

Suatu malam di Desa Tuanjie, Provinsi Guizhou, barat daya Tiongkok, Hu Junbo tidur dalam kegelapan di asrama Komite Desa, di luar jendela sama sekali tidak terlihat apa apa. Hu Junbo yang baru berusia 23 tahun langsung ditugaskan di Komite Desa Tuanjie setelah lulus dari Universitas Guizhou.

Hu Junbo mengatakan, saat masih di kampus, teman-temannya semua ingin bekerja di kota metropolitan seperti Beijing, Shanghai dan Guangzhou, tapi dirinya berpendapat, bekerja di desa juga merupakan sebuah pilihan, maka ia pun membuat pilihan ini.

Tahun 2016, saat dirinya datang ke desa Tuanjie, ia menemukan keadaan yang berada di luar bayangannya. Desa terpencil ini terletak di pedalaman gunung Wu Meng di perbatasan antara provinsi Yunnan dan Guizhou, tingkat kemiskinan desa tersebut waktu itu mencapai 48%.

Dia berkata bahwa saat itu, desa tersebut menanam secara tradisional, seperti tumpang sari tanaman kentang dan tanaman jagung, sama sekali tidak ada tanaman non pangan. Karena kondisi geografinya cukup jelek, lokasinya berada di kawasan batu desertifikasi, sementara ditambah lokasinya yang relatif jauh, transportasinya tidak praktis. Desa Tuanjie tidak punya peluang untuk melakukan uji coba dan tidak tahan banting, harus menemukan sebuah jalan industri yang sesuai.

Melalui inspeksi, dia mendatangkan bawang putih berkulit ungu dari desa tetangga. Sejauh ini, luas tanaman bawang putih tersebut sudah mencapai 13.3 hektar, dengan volume penghasilannya per hektar mencapai sekitar 77 kg, dengan harga penjualan 12 Yuan/kg, oleh karena itu, metode ini tidak hanya mewujudkan diferensiasi tapi juga meningkatkan nilai tambah.

Wartawan mengikuti Hu Junbo menuju ke bukit di belakang desa, di atas bukit terdapat 70-80 sarang lebah yang tertumpuk, sejumlah besar lebah sedang beterbangan, inilah tempat pemeliharaan lebah yang dikelola oleh warga desa Luo Shiyong.

Tempat tinggal dan biaya transportasi gratis, tapi tidak ada yang mau pergi. Akhirnya setelah dirinya mengunjungi satu per satu keluarga dengan membawa sarang lebahnya, hanya tiga orang yang bersedia bekerja.

Desa Tuanjie terpencil dan tertutup dalam waktu panjang, para petani tidak memiliki pengetahuan tentang budi daya lebah, sehingga tidak heran mereka kurang keyakinan. Pada tahun 2018, seorang petani di desa ini melihat Luo Shiyong menjadi kaya karena berbudi daya lebah, maka dirinya ikut belajar pengetahuan dan teknik dari keponakannya, saat ini ia telah menernak belasan sarang lebah dan berpenghasilan sepuluh ribu Yuan lebih.

Usaha pertanian terbentuk dan jalan raya terkoneksi. Hingga akhir tahun 2019, Desa Tuanjie dengan lancar mengentaskan kemiskinannya.

Belakangan ini, Desa Tuanjie menggelar sebuah rapat yang meluluskan rencana reformasi pengelolaan desa. Setelah dirinya sukses di Desa Tuanjie, dia menganggap bahwa kesempatan memperbarui sistem pengelolaan pedesaan telah matang.

Hu Yunbo mengatakan, dahulu mereka mengelola sendiri, kesadaran untuk melayani diri sendiri lemah. Beberapa tahun terakhir ini, melalui reformasi pola pengelolaan tiga tingkat, berangsur-angsur membina kekuatan endogen masyarakat. Saat ini mereka lebih maju, melalui manajemen poin, menggugah antusias semua orang.

Tiga setengah tahun telah lewat, ia berkata dirinya telah berubah menjadi lebih pragmatis, tapi ia tetap adalah remaja yang romantis.

Yang paling mengharukan ialah, impiannya yang pernah berkaitan dengan Desa Tuanjie telah terwujud satu per satu. Dia mengatakan, panggilan partai membuatnya datang ke desa, menunaikan janji pengentasan kemiskinan juga adalah tanggung jawabnya sebagai anggota partai. Ia merasa, asalkan bersama-sama, mereka pasti dapat mengatasi segala kesulitan, target pembangunan sosial masyarakat sejahtera moderat pasti akan terwujud.

鐜嬩紵鍏/div>