Apakah Eropa yang Kerap Disadap Dapat Menjadi Rukun Lagi dengan AS?

2020-11-27 13:02:21  

Apakah Eropa yang Kerap Disadap Dapat Menjadi Rukun Lagi dengan AS?

Apakah Eropa yang Kerap Disadap Dapat Menjadi Rukun Lagi dengan AS?

Administrasi Layanan Umum (GSA) Amerika Serikat (AS) baru-baru ini mengumumkan, calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden telah menang dalam pemilihan umum. Sementara itu, Biden mengadakan pembicaraan telepon dengan pemimpin Uni Eropa (UE) dan NATO, menenkankan perlunya untuk memperdalam dan mengembangkan kembali hubungan trans-Atlantik. Ada media yang berpendapat bahwa hubungan AS-UE berpengharapan kembali ke “periode bulan madu”. Apakah itu benar dapat terwujud?

 

Seperti yang diketahui umum, AS melakukan pengawasan dan pengontrolan terhadap Swedia, Jerman, Prancis, Norwegia dan Belanda.

Biar dikesampingkan skandal penyadapan, Eropa yang sudah lama ditusuk AS dari belakang sangat sulit memulihkan hubungannya dengan AS dalam situasi umum dewasa ini. Sesudah pemerintah baru AS naik panggung, kebijakannya untuk memulihkan hubungan  dengan UE itu  harus sesuai dengan kepentingan strategis negaranya sendiri sementara juga dibatasi oleh politik di dalam negerinya.

Apakah Eropa yang Kerap Disadap Dapat Menjadi Rukun Lagi dengan AS?

Yang lebih penting ialah orang Eropa pernah dipersulit oleh AS dalam beberapa tahun yang lalu dan kini telah meningkatkan nyata kemandirian strategisnya. Dalam diskusi opini Eropa tentang Kemitraan Trans-Atlantik, suara kecewa dan waspada terhadap AS itu terus meningkat, suara yang mengimbau berkepala dingin terhadap Kemitraan Trans-Atlantik itu juga semakin lantang. Hubungan AS-UE ke depan meski akan diperbaiki ke level tertentu, akan tetapi, oleh karena terlalu banyak kontradiksi yang sulit diatasi, maka revitalitasi Kemitraan Trans-Atlantik sungguh amat sulit terwujud.

椹畞瀹/div>